Sunday, May 19, 2013

15 Mei 2013. Tetap ada waktu buat Yesus.


15 Mei 2013
Tetap ada waktu buat Yesus

"Yesus dan murid-murid-Nya berangkat dari situ dan melewati Galilea, dan Yesus tidak mau hal itu diketahui orang; sebab Ia sedang mengajar murid-murid-Nya. Ia berkata kepada mereka: "anak manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia, dan mereka akan membunuh Dia, dan tiga hari sesudah Ia dibunuh Ia akan bangkit."
(Markus 9:30-31)

Di tengah kesibukan-Nya melayani banyak orang, Yesus ada saat-Nya tidak mau ada orang banyak mendekat kepada-Nya. Itulah saat dimana Dia memberi waktu-Nya untuk mengajar para murid-Nya. Lihat betapa pentingnya saat sendiri untuk mengajar, mengalirkan hati-Nya kepada para murid. Kita semua adalah murid-Nya.

Seringkali kita sudah begitu sibuk dengan tugas, pekerjaan dan pelayanan kita. Betapa sibuknya, sehingga bahkan kita yang tidak ada waktu lagi buat Yesus.

Saudara yang kekasih, kapan terakhir saudara merasakan Yesus mengajar secara pribadi? Mungkin sudah cukup lama kita tidak duduk berdiam diri sendiri dengan Yesus.

Bagaimanapun, sediakanlah waktu buat Dia mengajar kita secara pribadi. Tetap ada waktu buat Yesus. Itu yang terbaik.

(Disalin dari Renungan Harian "Dari Hati Sang Raja" oleh Pdt. Petrus Agung Purnomo)

Thursday, May 16, 2013

14 Mei 2013. Bertanya Kepada Tuhan.

14 Mei 2013.

Bertanya Kepada Tuhan.

"Mereka tidak mengerti perkataan itu, namun segan menanyakannya kepada-Nya."
(Markus 9:32)

Banyak hal dalam hidup kita ini yang tidak kita mengerti. Sebagian berupa kenyataan-kenyataan yang begitu membingungkan sebagian lagi berupa pertanyaan-pertanyaan orang tertentu yang sulit kita pahami. Di saat seperti itulah sebenarnya kita harus bertanya kepada Tuhan.

Tetapi ada kalanya kita segan bertanya. Mengapa orang percaya segan bertanya kepada Tuhan? Ada beberapa kemungkinan yang saya lihat:
1.Gengsi atau merasa malu.
   Malu kalau dikira tidak tahu apa-apa.            Padahal bukankah kita memang tidak terlalu banyak tahu?

2. Tidak yakin bisa mendengar jawaban Tuhan.
     Bukankah banyak yang berkata," saya tidak bisa mendengar suara Tuhan" kita adalah domba-Nya, pasti kita mendengar suara-Nya.

3.Tidak peduli.
   Tentu ini yang paling parah. Tidak tahu dan tidak peduli.

Saudara yang kekasih, daripada mendengar dari orang lain yang separuh benar, jangan segan bertanya kepada Tuhan.

(Disalin dari Renungan Harian "Dari Hati Sang Raja" oleh Pdt. Petrus Agung Purnomo)

13 Mei 2013. Garam.


13 Mei 2013.
Garam.

Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.
(Matius 5:13)

Betapa hebatnya ketika Tuhan mengatakan bahwa kitalah garam dunia. Ada banyak fungsi garam. Mungkin lebih banyak dari yang kita tahu saat ini. Tetapi pada dasarnya garam itu nyata namun tak berujud nyata. Garam justru sangat nyata pada saat sepertinya dia tidak ada. Ibu-ibu yang memasak tahu betapa garam yang ia butuhkan pada masakannya sangatlah diharapkan larut dan tak berujud lagi. Kalau masih berujud dan ikut kita makan, pasti kita muntahkan atau kita akan berteriak karena rasa asinnya. Itulah kehidupan kristen yang sejati, yaitu menjadi garam. Tak ingin berujud-tapi malah justru melarut. Tak ingin tampil berkilau-tetapi mengubah rasa. Dan yang tidak kalah pentingnya, takarannya harus pas....

Saudara yang kekasih, kalau hari ini kita bukan orang yang menonjol dan tak ada yang mengenal kita bukan berarti kita tidak berguna. Jadilah garam di tempat kita masing-masing...nyata walau sepertinya tidak ada, dan tentu saja...pas...

(Disalin dari Renungan Harian "Dari Hati Sang Raja" oleh Pdt. Petrus Agung Purnomo)

Tuesday, May 14, 2013

12 Mei 2013. Kerendahan Hati.

12 Mei 2013.

Kerendahan Hati.

Takut akan TUHAN ialah membenci kejahatan; aku benci kepada kesombongan, kecongkakan, tingkah laku yang jahat, dan mulut penuh tipu muslihat.
(Amsal 8:13)

Kalau alkitab bilang Tuhan membenci kecongkakan, maka itu berarti Tuhan suka dengan kerendahan hati. Kerendahan hati itu tidak sama dengan sopan santun yang biasa kita lihat dalam masyarakat. Kita sering melihat bagaimana orang membungkukkan badan, meng"iya"kan dengan halus segala sesuatunya, senyum, tidak pernah berteriak dan sebagainya. Itu sopan santun, tapi bukan kerendahan hati. Sebab kerendahan hati itu bicara tentang sikap yang di dalam dan bukan yang di luar. Kerendahan hati itu kesadaran bahwa tanpa Tuhan dia tidak bisa berbuat apa-apa, juga tanpa manusia lain dia juga tidak bisa berbuat banyak. Karena kesadaran itulah yang membuat sikapnya berubah. Baik terhadap Tuhan, orang lain, maupun kehidupan.

Milikilah kerendahan hati, jangan hanya berpenampilan sopan di depan tetapi sangat congkak di dalam. Ingat bahwa Tuhan melihat hati dan bukan penampilan yang di luar.

Jagalah hati dengan segala kewaspadaan, dari situ terpancar kehidupan.

(Disalin dari Renungan Harian "Dari Hati Sang Raja" oleh Pdt. Petrus Agung Purnomo)

11 Mei 2013. Baik Berkenan Sempurna.


11 Mei 2013.
Baik Berkenan Sempurna.

Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Tuhan; apa yang baik, yang berkenan kepada Tuhan dan yang sempurna.
(Roma 12:2)

Alkitab bicara tentang 3 kategori penilaian Tuhan atas hidup kita. Yang pertama adalah baik. Banyak orang Kristen yang hanya mengejar nilai: baik, ini padahal yang baik belum tentu berguna. Puas hanya disini saja sebenarnya tidak baik. Sebab diantara semua yang baik tadi, ada yang berkenan atau Acceptable yaitu sesuatu yang Tuhan suka dan menerima.

Sebagai contoh, bukankah semua makanan itu pada dasarnya baik. Tapi buat saya beberapa jenis makanan saya tidak suka. Tidak ada yang jahat dari makanan itu, tapi saya memang tidak bisa menyantapnya. Nah, dari yang saya suka tadi, ada jenis-jenis makanan yang adalah favorite saya. Itu yang tiap kali saya santap rasanya sempurna. Saudara yang kekasih, Tuhan juga demikian.

Mari beri kehidupan yang sesuai dengan selera-Nya, sesuai dengan citarasa yang Dia ingini. Dengan demikian kita akan selalu menyukakan hati-Nya.

(Disalin dari Renungan Harian "Dari Hati Sang Raja" oleh Pdt. Petrus Agung Purnomo)

Sunday, May 12, 2013

10 Mei 2013. Berkilau.

10 Mei 2013.
Berkilau


Ujilah dirimu sendiri, apakah kamu tetap tegak di dalam iman. Selidikilah dirimu! Apakah kamu tidak yakin akan dirimu, bahwa Kristus Yesus ada di dalam diri kamu? Sebab jika tidak demikian, kamu tidak tahan uji.
(II korintus 13:5)

Lihatlah sekitar anda, atau lihat diri anda sendiri. Mungkin akan terlihat perbatu atau batu mulia lainnya yang begitu berkilau. Jika sudah dikenakan orang, tampak begitu anggun dan eksklusif bukan. Tetapi bagaimana dengan proses yang harus dilewatinya? Oh seandainya batu mulia itu bisa berteriak, pasti aduh dan keluhnya pun sudah habis. Dan tiap proses itu tidak menjamin dia akan jadi luar biasa. Besarnya potongan, guratannya, bentuknya, cahayanya dsb, ternyata begitu beragam. Sehingga saat dijual ada yang mahal dan ada yang tidak terlihat mahal. Tetapi bagaiman pun, dia disebut batu mulia. Ada lagi benda yang mirip, buatan atau 'imitasi' juga berkilau. Tetapi bukan batu mulia.

Saudara, kekristenan kita juga demikian. Kalau kita sekedar ingin berkilau, tanpa proses panjang yang menyakitkan, ternyata bisa. Tapi nilai dan harganya jelas berbeda. Ingin berkilau? Tapi yang mana?

(Disalin dari Renungan Harian "Dari Hati Sang Raja" oleh Pdt. Petrus Agung Purnomo)

Thursday, May 9, 2013

8 Mei 2013. Cukup itu berapa?


8 Mei 2013.
Cukup itu berapa?

Kukatakan ini bukanlah karena kekurangan, sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan.
(Filipi 4:11)

Pernakah kita merasa cukup? Sebagian akan berkata bahwa saat ini dirinya sudah merasa cukup. Sementara yang lain, walau sudah makin kaya, ia tidak merasa cukup. Jadi cukup itu berapa? Tak ada yang bisa memberi standart atau takarannya. Semua berpulang pada sikap hati kita. Jika kita mau belajar mencukupkan dengan apa yang ada, hidup kita akan penuh dengan syukur. Tapi jika tidak, hidup akan terus dengan ketidakpuasan, gerutuan dan keluhan akan jadi warna hidup.

Saudara yang kekasih, mari belajar mencukupkan dengan apa yang ada, bahkan mulailah memberkati orang lain, jadikan hidup kita jadi berarti bagi orang-orang sekitar. Maka sesederhana apapun kita, ucapan syukur kepada Jehovah Jireh, Tuhan yang menyediakan itu akan selalu meluap dari hati dan mulut kita.

Amin.

(Disalin dari Renungan Harian "Dari Hati Sang Raja" oleh Pdt. Petrus Agung Purnomo)